Nota: Saya terjumpa sajak ini di salah satu yahoo forum. Semua kredit kpd penyajak seperti nama di bawah.
Seorang Sufi Yang Menangis Di Tepi Perigi
Seorang sufi menangis di tepi perigi yang telah kering
Air mata tidak bisa kering di pipi
Matanya dihunjamkan pada dunia yang parah
Ternyata air mata sufi tidak bisa merubah dunia
Tidak ada karomah pada satu kolah air mata
Apalah ertinya untaian tasbih di jari jemari yang longlai
Tidak ada sirna
Tidak ketemu yang fana
Dunia tidak mengambil pusing
Apakah doanya akan sampai ke sidratulmuntaha
Inilah sebuah melankolia mimpi siang
Sesedih al Hambra di Andalusia
Apakah sejarah akan berulang
Sebuah kebangkitan
Mukadimah dan bidayatil bidayah mula menyerlah
Al Mahdi dan Al Maseh sudang kian hampir
Qad iqtarabatissaah
Benarlah kiamat kian hampir
Para wali sedang bikin kerja
Yang tak terjamah mata
Kerana semua manusia dibutakan terhijab pandangan
mana mungkin “inkisyafah” terungkai.
Ramli Abdul Rahim
23 April 2002
renz koto dua
îndah untaian kata nuraninya….tiada ada kata2 yg mesti diungkapkan lg selain selalu tafakur pd Ilahi…dan selalu dalam husnul qhotimah